Ratna : Pemilu berkualitas Pemilu yang melibatkan partisipasi masyarakat
|
- Anggota Bawaslu RI, Ratna Dewi Petalolo ketika menyampaikan kata sambutan dalam pembukaan Kick Off SKPP tingkat dasar di Kabupaten Gresik
Bengkulu, Bawaslu Kota Bengkulu--- Setelah SKPP perdana Bawaslu Republik Indonesia dibuka secara resmi selasa siang (15/6) di kabupaten Gresik oleh Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin dalam 'Kick Off' SKPP’, yang juga disiarkan secara langsung melalui Youtube Bawaslu RI dan diikuti secara nasional oleh Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota bersama seluruh jajaran sekretariat dan staf melalui aplikasi zoom (daring).
Dalam kesempatan ini, anggota Bawaslu RI Kordiv Penindakan Ratna Dewi Petalolo menyampaikan pentingnya semua pihak dalam memastikan proses demokrasi di tanah air.
Menurutnya, Pemilu yang berkualitas adalah pemilu yang melibatkan partisipasi masyarakat. Kita pastikan bahwa dalam proses pemilu kita hadir dan pastikan pemilu berjalan dengan jujur dan adil.
“Kenapa kita harus bersama? Karena proses demokrasi tidak terlepas dari kepentingan kita sebagai pemegang kedaulatan rakyat,” ungkapnya.
Pemilu bukan milik siapa-siapa. Pemilu adalah milik kita rakyat sebagai pemegang daulat rakyak. Kalau kita mau negara ini baik dan sejahtera maka tidak boleh cuek terhadap proses pemilu.
Lebih lanjut kenapa Pemilu? Karena hanya melalui pemilulah satu-satunya cara yang konstitusional untuk menentukan siapa yang dikehendaki sebagai kepala negara, jelasnya.
Kita semua harus mengambil peran, ikut menjadi bagian penting yang memastikan bahwa proses demokrasi yang kita cintai berjalan seperti harapan kita bersama, kata Ratna Dewi Pettalolo dalam arahanya di pembukaan SKPP.
Tegasnya lagi, kita yang menentukan wakil rakyat yang akan merumuskan kebijakan dalam UU dan Perda yang tujuannya melindungi hak asasi kita. Sehingga tidak ada peraturan yang dibuat tidak ada aturan yang nanti dibuat tidak berpihak pada kepentingan kita semua.
“Pemilu yang baik, berkualitas adalah pemilu yang dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi tidak sekadar menghitung partisipasi (kehadiran di TPS). Tapi kita pastikan proses Pemilu berjalan dengan jujur, adil, tanpa intimidasi, kata srikandi Bawaslu ini.
Bu Ratna juga mengingatkan, bahwa Pemilu yang lahir dr proses transaksi jual beli suara sudah bisa dipastikan akan melahirkan pemerintahan yang koruptif. Tidak sedikit kepala daerah yang lahir dari politik uang, ujung-ujungnya menjadi OTT (tersangka korupsi).
Membangun kualitas negara, dan pemerintahan melalui kualitas pemilu itu membutukan biaya yang tidak sedikit. Makanya kita harus memastikan proses ini baik.
Harapan kami (Bawaslu, Red), persoalan membentuk karakter masyarakat dan mengarahkan menjadi pengawas pemilu partisipatif tidak hanya diselenggarakan Bawaslu. Tapi sudah menjadi kebutuhan di sekolah-sekolah negeri maupun swasta, tutupnya. (Humas Bawaslu Kota Bengkulu)